JATIROKEH, Pesantren sebagai pusat pendidikan dan pembentukan moral, saat ini luput dari pemberitaaan media masa. Kondisi ini menyebabkan, selama puluhan tahun pemerintah bersikap diskriminatif pada pendidikan pesantren.
"Padahal sama-sama mencerdaskan kehidupan bangsa. Tempo dulu, pemerintah terbukti tidak menganggarkan pendidikan di pesantren," kata Drs H Nasrudin, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Senin (7/3).
Nasrudin, yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Desa Jatirokeh Brebes itu mengungkapkan, hal tersebut di depan peserta Pelatihan Jurnalistik NU Online tingkat Jawa Tengan dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di Gedung PC NU Jalan Yos Sudarso 36 Brebes.
Secara jujur, dia mengatakan, selama ini apapun kegiatan pesantren, disokong dari dana swadaya pengasuh, pengelola, wali santri dan sumbangan yang tidak mengikat. Meski dengan pola swadaya, ternyata pesantren makin maju, meskipun tidak sedikit yang kembang kempis untuk bertahan hidup.
Dia berharap, media massa harus lebih getol menyiarkan pemberitaan pesantren dengan segala pernak-perniknya. Sehingga semua pihak bisa melihat secara gamblang kehidupan pesantren. Nasrudin menilai, setelah Meteri Pendidikan dijabat Moh Nuh yang pernah nyantri, kini pesantren mulai diperhatikan pemerintah.
Menteri pendidikan akhir-akhir ini lebih banyak berkunjung ke pesantren ketimbang ke lembaga pendidikan formal. Antara lain, kini telah dikembangkan SMK berbasis pesantren. "Madrasah diniyah dari awaliyah, wustho, ulya hingga kuliyah juga sedang dirumuskan pemberian Bantuan Operasional Madrasah," tuturnya.
Menurut dia, akibat kehidupan pesantren luput dari berbagai pemberitaan di media masa, terjadi diskiriminasi pemerintah dalam menentukan kebijakan. Padahal, telah secara nyata mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan pesantren sangat dinamis, termasuk kuatnya tradisi pembelajaran yang unik dengan kurikulum yang tiada banding.
Pesantren telah memperkokoh ketahanan moral bangsa dan melahirkan tokoh-tokoh kaliber nasional maupun internasional. "Dari pesantren, terlahir tokoh-tokoh militan yang kredibel meskipun dalam kemasan tradisional," ujarnya.
Menurut dia, dari pesantren pula terjadi penguatan nasionalisme. Indonesia bisa Merdeka karena kuatnya pesantren. "Moral bangsa makin kuat, karena nilai-nilai pembelajaran pesantren diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa," ungkap Anggota anggota Komisi X DPR RI itu.
Ketua panitia Pelatihan Jurnalistik NU Online Wasdiun mengatakan, pelatihan ini diikuti oleh 35 peserta dari Jateng dan 7 peserta dari DIY. Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari itu di ikuti utusan dari Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kota dan Kabupaten se Jateng dan DIY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar